Senin, 06 Juni 2011

METODE ILMIAH DAN KEBENARAN ILMIAH

BAB 2
PENGERTIAN ILMU SOSIAL,METODE ILMIAH,DAN KEBENARAN ILMIAH

A. PENGERTIAN ILMU
Mungkin tidak berlebihan jika seorang filsuf Oxford University kontemporer Jerome R.Ravert dalam karyanya The Philosophy of Science ,sampai saat ini mengakui bahwa ilmu merupakan sbuah kisah sukses luar biasa.
Selain itu, di Indonesia menurut The Liang Gie ( 1999: 85-86 ) istilah ilmu atau science merupakan n suatu perkataan yang bermakna jamak, yaitu sebagai berikut.
1. Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menunjuk pada segenap pengetahuan ilmiah yang
mengacu kepada ilmu umum ( science in general )
2. Pengertian ilmu yanng menunjuk pada salah satu bidang penngetahuan ilmiah tertentu,seperti ilmu
Biologi,antropologi,psikologi,geografi,sejarah,ekonomi dan sebagainya.

Terminologi ilmu merupakan dari dalam bahasa Inggris science.sebagaimana yang di kemukakan The Liang Gie, ilmu di pandang sebagai kumpulan pengetahuan sistematis,metode penelitian,dan aktivitas penelitian.

1. Ilmu Sebagai Kumpulan Pengetahuan Sosial

Pengetahuan,khusus nya pengetahuan dalam arti luhur sebagai hasil darri pelaksanaan proses-proses kognitif yang terpercaya dan sistematis.
Menurut Henry W.Jhonsten dalam The Liang Gie mengemukakan bahwa ilmu adalah suatu kumpulan yangh sistematis dari pengetahuan.
Jadi, menurut Jhonstone tidak semua pengetahuan itu adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada pengetahuan yang di peroleh secara sistematis.

2. Ilmu sebagai Aktivitas Penelitian

Pengertian yang kedua menekankan bahwa ilmu merupakan proses aktivitas penelitian. Proses tersebut ber titik tolak dari fakta-fakta keseharian dan berakhir pada suatu teori yang di pertanggung jawab kan secara ilmiah.

B. PENGERTIAN SOSIAL

Istilah sosial dalam ilmu sosial memiki arti yang yang berbeda-beda.Menurut Soekanto apabila istilah sosial menunjuk pada objeknya yaitu,yaitu masyarakat,sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum.
Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dari pendapat di atas,dapat di simpulkan bahwa pengertian masyarakat terdiri atas beberapa unsur: a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang cukuo lama
c. Menyadari akan kesatuan dan perbedaan
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang di dasarkan pada berbagai faktor,Menurut Soekanto itu di sebabkan melalui imitasi,sugesti,identifikasi, dan simpati.

1. Imitasi
Mempunyai peranan yang sangat panting dalam prosees interaksi sosial.Tapi imitasi pun dapat menimbulkan hal-hal negatif,terutama jika ,meniru prilaku yang buruk.

Berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain secra emosi.
3. Identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderunganataupun keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi identik atau sana dengsn orang lain.
4. Simpati
Faktor simpati akan dapat berkembang dalam keadaan di mana berbagai faktor salimg mengerti benar-benar terjamin.


C. PENGERTIAN,RUANG LINGKUP,DAN PERRKEMBANGAN ILMU-ILMU SOSIAL


Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf,seorang ahli sosiologi Jerman,yang di kenal sebagai pencetus Teori Konflik Non-Marxis,merupakan merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia.

Ilmu-ilmu sosial tumbuh dari filsafat moral,sebagaimana ilmu-ilmu alam tumbuh dari filsafat alam.
Menurut Bung Hatta mengatakan bahwa ilmu sosial sebagaimana halnya dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah satu ragam dimana memiliki peran tiga wajah ilmu sosial.
Pertama,sebagai critical discourse [watak kritis].
Kedua, sebagai akademik enterpise,memiliki pengertian “ bagaimana mestinya” . Dalam bahasa Taufik Abdullah ilmu sosial tampil sebagai tatangga dekat ideologi, sebagai sistematisasi strategis dari sistem nilai dan filsafat sebagai pandangan hidup ( Abdullah, 2006: 10-11 ), yang pada kenyataannya sarat dengan nilai . Pernyataan ini sependapat dengan mazhab Frankfurt yang dipelopori Adorno dan kawan-kawannya,mereka memosisikan bahwa ilmu sosial bersifat tidak bebas nilai.
Ketiga,sebagai applied science,artinya bahwa dalam ilmu sosial diperlukan untuk mendapatkan hal-halyang praktis dan berguna.

Ruang lingkup ilmu sosial menurut Wallerstein adalah sosiologi,antropologi,geografi,ekonomi,sejarah,psikologi,hukum,dan ilmu politik.

D. METODE ILMIAH
Pengertian metode merupakan prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam melaksanakan suatu penelitian ilmiah.
Mengenai langkah dalam metode ilmiah Sheldon J.Lachman mengemukakan lima langkah (1)perumusan hipotesis spesifik atau pertanyaan spesifik untuk penyelidikan,(2) perancangan penyelidikan,(3) pengumpulan data,(4) penggolongan data dan pengembangan generalisasi-generalisasi,(5)pemeriksaan kebenaran terhadap hasi-hasil,yaitu terhadap data dan generalisasi-generalisasi.

E. KEBENARAN ILMIAH

1. Kebenaran pertama (T1) adalah kebenaran metafisik yang merupakan kebenaran yang paling maendasar dan puncak ddari seluruh kebenaran
2. Kebenaran ke dua (T2) adalah kebenaran etik
3. Kebenaran ketiga (T3) kebenaran logis
4 Kebenaran keempat (T4) kebenaran empirik,yang lazimnya di percayai sebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian.

Terdapat tiga teori utama tentang kebenaran:
1. Teori korespondensi,teori yang beranggapan bahwa sebuah pernyataan itu benar jika apa yang di ungkapkannya fakta.
2. Teori koherensi (coherence theory),yang beranggapan bahwa sesuatu di anggap benar jika terdapat koherensi atau konsistensi.
3. Teori pragmatisme (pragmatism theory),beranggapan bahwa kebenaran itu tersimpul pada aspek fungsional secara praktis.


BAB 3
STRUKTUR DAN PERANAN ILMU

A. PENGERTIAN STRUKTUR ILMU
Menurut Schwab struktur suatu disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang membatasi pokok masalah yang di selidiki dari suatu disiplin dan pengawasan/pengendalian terhadap pepelitiannya.
B. PENGERTIAN DAN PERANAN FAKTA

Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English,yang di maksud fakta adalah
1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu
2 Kualitas atau sifat yang aktual(nyata) atau di buat atas dasar fakta-fakta
3. hal yang terjadi dapat di buktikan oleh hal-hal yang benar,bukan oleh berbagai hal yang telah di temukan.

Fakta harus di rumuskan atas dasar sistem kerangkaberpikir tertentu.Fakta harus merupakan rumusan yang tajam,tertentu,tidak mengandung pertanyaan dan memiliki bukti sendiri.Fakta berbicara untuk dirinya sendiri.

C. PENGERTIAN DAN PERANAN KONSEP

Menurut Schwab konsep merupakan abstraksi,suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan ,tanggapan,dan pengalaman-pengalaman kompleks.

Pengertian konsep menunjuk pada suatu abstraksi ,penggambaran dari sesuatu yang konkret maupun abstrakdapat berbentuk pengertian atau definisi ,atribut esensial dari suatu kategori yang memiliki ciri-ciri esensial relatif sama.
Selanjutnya,Fraenkel mengklasifikasikan jenis-jenis konsep atas 6 macam.
1. Konsep konjungtif,yaitu konsep berfungsi untuk menghubungkan dari keberadaan dua atau lebih atributyang semuanya harus ada.
2. Konsep disjungtif,mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.
3. Konsep relasional,yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan bilangan tertentu.
4. Konsep deskriptif,adalh konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran suatu benda.Konsep ini pun menuntut pemahaman karakteristik esensial yang sama dalam mengemukakan pendapat.
5. Konsep valuatif, yaitu konsep yang berhubungan dengn pertimbangan baik ataupun buruk,salah ataupun benar,dan sebagai nya.
Manfaat konsep bagi kehidupan manusia
Frankel mengidentifikasikan kegunaan konsep bagi kehidupan manusia
1. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang di anggap rumit ataupun memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rumit.
2. Konsep berguna untu mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat melalui simbol-simbol.
3. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung atapun katalisasi antar disiplin ilmu,baik yang bersifat interdisipliner,multidisipliner,maupun lintas disipliner.
4. Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah.
5. Melalui konsep itu pun adnya klasifikasi atas beberapa individu karakteristik yang serupa kemudian di identifikasi dan dicari perbedaan-perbedaannya.
D. PENGERTIAN DAN PERANAN GENERALISASI
Menurut Banks,generalisasi adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih.
Generalisasi dapat di susun dalam bentuk dan ruang lingkup yang sederhana sampai kepada yang luas dan konpleks.
1. High order generalizations di sebut juga laws atau principles,yaitu generalisasi yang pemakaiannya secara universal.
2. Intermediate level generalizations,ialah generalisasi yang digunakan di kawasan tertentu dan kebudayaan tertentu.
3. Law order generalizations,yaitu generalisasi yang di gunakan atas data dari dua atau tiga sampel kecil,misalnya tentang sekelompok kota pada satu kawasan tertentu.
Ditinjau dari tipe-tipenya,generalasasi menurut Fraenkel,dapat di bedakan menjadi empat macam.
1. Generalisasi Deskriptif,yaitu suatu ganeralisasi yang hanya mendeskripsikan suatu hubungan yang ada.
2. Generalisasi kausal,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa.
3. Generalisasi korelatif,suatu generalisasi yang menunjukkan adanya hubungan satu sama lain.
4. Generalisasi kondisional,yaitu generalisasi yang menyarankan apa yang akan terjadi jika seandainya suatu kondisi khusus dilaksanakan dengan demikian adanya suatu parsyaratan khusus.

E. PENGERTIAN DAN PERANAN TEORI
Teori merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umum nya.
Unsur-unsur utama sebuah teori menurut Caampbell adalah
1. Definisi,memberitahu kita bagaimana penulis akak memakai istilah-istilah kuncinya.
2. Deskripsi,merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir dan selalu belum selesai serta tanpa batas.
3. Penjelasan harus melampaui makna deskripsi dengan mengatakan hal-hal apakah yang dapat memberikan suatu pemahaman tertentu memgenai suatu kenyataan.
Suatu teori seperangkat konsep,batasan,dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan mencari hubungan-hubungan antarvariabel,dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu.
Bahkan lebih jauh Suppes dan Kerlinger mengemukakan bahwa ada lima fungsi teori.
1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian.
2. Teori memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.
3. Teori mengungkapkan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tampaknya sederhana.
4. Teori mengorganisasikan kembali pengalaman-pangalaman sebelumnya.
5. Teori berfungsi untuk melakukan prediksi dan kontrol.

1. Teori Sebagai Kerangka Kerja Untuk Melakukan Penelitian
Kerangka kerja merupakan sebuah proses yang bersifat rasional,kognitif,dan teleologis.
1. Aktivitas rasional,berarti kegiatan yang mempergunakan kemempuan pikiran untuk bernalar yang berbeda aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri.
2. Aktivitas kognitif,pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan intelektual manusia yang melahirkan ilmu.
3. Aktivitas teleologis,mengarah pada tujuan tertentu karena para teoretikus maupun ilmuwan dalam melakukun aktivitas ilmiah memiliki tujuaj-tujuan yang ingin di capai.


2. Teori Memberikan Suatu Kerangka Kerja Bagi Pengorganisasian Butir-Butir Informasi Tertentu
Dalam kaitannya dengan fungsi kedua adalah bahwa teori memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu.Hal itu dapat di pahami karena semua teori pada hakikatnya berusaha untuk memenuhi fungsi itu.
3. Teori Berguna untuk Mengungkapkan Kompleksitas Peristiwa yang kelihatannya Sederhana
Kejadian yang relatif sederhana,yaitu tentang proses imitasi modeling ternyata kompleks karena memiliki implikasi yang kuas bagi teori belajar pembelajarannya.
4. Teori Berfungsi untuk Mengorganisasikan Kembali Pengalaman-Pengalaman Sebelumnya
Dalam ilmu pengetahuan,keberadaan teori-teori lama mutlak di adakan peninjauan kembali untuk di kaja dan di uji validitas dan relevansinya secara mendalam.
5. Teori Berfungsi untuk prediksi dan Kontrol
Jika dengan menggunakan suatu teori kita mampu membuat prediksi yang akurat maka teori itu akan terkontrol.


BAB 4
SOSIOLOGI

A.PENGERTIAN,KARAKTERISTIK,DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani,yakni kata socius dan logos.socius kawan ataupun bermasyarakat.Sedangkan logos berarti ilmu.Dengan demikian sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat.
Pengertian sosiologi menurut para ahli
1. Pitirim Sorokin mengemukakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gelala-gejala sosial.
2. William Ogburn,sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan organisasi sosial.
3. Roucek dan Warren berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu tentang hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompoknya.
4. J.A.A van doom dan C.J.Lammers mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Meta Spencer dan Alex Inkeles,sosiologi adalah ilmu tentang kelompok hidup manusia.
6. David Popenoe berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
7. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dandan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.
Para sosiolog beranggapan bahwa komunitas adalah imagined (yang di bayangkan).Sebagaimana pandangan dalam sosiologi kontemporer,komunitas adalah sesuatu yang di postulatkan.Postulat tersebut menjadi kenyataan ketiki tindakan di lakukan seolah-seolah tindakan tersebut adalah realitas.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan prilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok-kelompoknya.
Karakteristik sosiologi menurut Soekanto mencakup hal-hal berikut.
1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial,bukan merupakan bagian ilmu pengetahuan alam maupun kerohanian.
2. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
3. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris,faktual,dan rasional.
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak,bukan tentang ilmu pengetahuan ysng konkret.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
6. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif,melainkan suatu disiplin yang bersifat kategoris.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan yang luas dan banyak cabang yang dipersatukan,meskipun tidak terlalu kuat oleh strategi hermeneutika dan ambisi untuk mengoreksi kepercayaan umum.
Secara tamatis,ruang lingkup sosiologi dapat di bedakan menjadi beberapa subdisiplin sosiologi,seperti.
a) Sosiologi pedesaan (rural sociology)
b) Sosiologi industri (industrial sociology)
c) Sosiologi perkotaan (urban sociology)
d) Sosiologi medis (medical sociology)
e) Sosiologi keluarga (family sociolog)
f) Sosiologipendidikan dan seni (educational and art sociology)
B. PENDEKATAN,METODE,TEKNIK,ILMU BANTU,DAN JENIS PENELITIAN

1. Pendekatan
Dalam pendekatan kuantitatif,sosiologi mengutamakan bahan dan keterangan dengan angka sehingga gejala-gejala yang di telitinya dapat di ukur dengan mempergunakan skala,indeks,tabel dan formula yang menggunakan statistik.Sedangkan dalam pendekatan kualitatif,sosiologi selalu di kaitkan dengan epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna-makna yang terkandung di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan yang teramati.
2. Metode
Beberapa metode penelitian.
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode yang berupaya untuk mengungkap pengejaran atau pelacakan.
b. Metode Eksplanatori
Metode ini bersifat menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “menghapa” dan “bagaimana” itu.
c. Metode Historis Komparatif
Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum,yang kemudian di gabungkan dengan metode komparatif,dengan menitikberatkan pada perbandingan antara berbagai masyarakat bveserta bidangnya untuk memnperoleh perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya.
d. Metode Fungsionalisme
Bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
e. Metode studi kasus
Merupakan suatu penyelidikan dari suatu individu,kelompok,atau institusi untuk menentukan variabel.
f. Metode Survei
Adalah salah satu bentuk dari penelitian yang umum dalam ilmu-ilmu sosial.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Sosiometri
b. Wawancara atau interview
c. Observasi
d. Observasi Partisipan
4. Ilmu Bantu
a. Statistik
b. Psikologi
c. Etnologi,adalah ilmu tentang adat istiadat suatui bangsa
d. Arkeologi,adalah ilmu tentang peninggalan ataupun kebudayaan klasik dari suatu bangsa

e. Antropologi,adalah ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan manusia.
5. Jenis Penelitian Sosiologi
a. Penelitian Lengkap
b.Penelitian Fact Finding
Merupakan penelitian dari suatu hasil penemuan fakta penelitian tentang suatu hal yang benar-benar berdasarkan dari fakta yang ada.
c. Penelitian Interpretasi Kritis
C. KEGUNAAN SOSIOLOGI
Dari sisi fokus kajian mikro,sosiologi juga berfungsi dalam memberikan informasi untuk mengatasi masalah-masalah keluarga.
D. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Para ahli filsafat Pencerahan (Enlightenment) pada abad ke-18 sudah memekankan peranan akal budi yang potensial dalam memberikan landasan untuk hukum-hukum dan organisasi negara.
Sejarawan dan filsuf sosial islam Tunisia, Ibnu Khaldun (1332-1406),sudah merumuskan suatu model tentang suku bangsa nomoden yanng dan masyarakat-masyarakat halus bertipe menetap dalam suatu hubungan kontras.
Model masyarakat yang Khaldun gambarkan mengenai tipe-tipe sosial dan perubahan sosial di warnai oleh warisan khusus dari pengalaman dunia gurun pasir di Jazirah Arab.
Lahirnya sosiologi sebagai ilmu sosial tidak lepas peranannya dari seorang tokoh brilian tetapi.Ia adalah Auguste Comte(1798-1857).
Sosiologi yang lahir tahun 1839,berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan,dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara.Jadi,sosioloangi berarti berbicara mengenai masyarakat.Bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Max Weber ( 1864-1920 ) tokoh pendiri akademik lainnya yang terinspirasi oleh tradisi Geisteswissechaven dan Kulturlehre dari Jerman, berusaha membentuk disiplin baru. Sosiologi dibedakan oleh pendekatan dan pandangan interfretatifnya daripada oleh pernyataan bahwa seperangkat fakta terpisah merupakan wilayah eksklusif untuk studinya. Bagi Weber, sosiologi dibedakan usahanya untuk verstehen (memahami) tingkah laku manusia.
Bagi Weber, kenyataan sosial itu sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi dan tindakan sosial yang berarti. Dalam arti tersebut bahwa tinjauan Weber tersebut berhubungan dengan posisi nominalis yang berpendirian bahwa hanya individulah yang riil secara objektif. Sebaliknya, masyarakat hanyalah satu nama yang mengunjuk pada sekumpulan individu-individu.



E. FOKUS ANALISANIS, KLASIFIKASI KENYATAAN SOSIAL, DAN PERSFEKTIF DOMINAN DALAM
SOSIOLOGI

Untuk memudahkan pemahaman dalam mengklasifikasikan berbagai tingkatan dalam kenyataan sosial ,menurut Jhonson dapat di bedakan menjadi 4 tingkatan,yaitu.
1. Tingkatan budaya
2. Tingkat individual
3. Tingkat interpersonal
4. Tingkat struktur sosial
F. KONSEP-KONSEP SOSIOLOGI
1. Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain.
2. Peran
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu.
3. Norma
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku masyarakat.
4. Sanksi
Sanksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
5. Interaksi sosial
6. Konflik sosial
7. Perubahan sosial
8.Permasalahan sosial
9. Penyimpangan
10.Globalisasi

G. TEORI-TEORI SOSIOLOGI
1. Teori Tindakan Sosial dan Sistem Sosial Talcot Parsons
a. Teori Tindakan Sosial
b. Teori Sistem Sosial
2. Teori Evolusi Sosial Herbert Spencer
Masyarakat yang merupakan suatu organisme,berevolusi menurut pertumbuhan manusia seperti tubuh yang hidup,masyarakat bermula seperti kuman yang berasal dari massa yang dalam.
3. Teori Teknologi dan Ketinggalan Budaya (cultural bag) William F.Ogburn
Ogburn mengemukakan,prilaku manusia merupakan produk warisan sosial atau budaya,bukan produk faktor-faktor biologis yang di turunkan lewat keturunan.Kenyataan sosial pada dasarnya terdiri atas pola-pola perilaku individu yang nyata dan konsekuensi-konsekuensinya.













BAB 5
ANROPOLOGI

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani,asal kata anthoropis berarti manusia,dan logis berarti ilmu.Dengan demikian,secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia.Antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik,masyarakat ,dan kebudayaannya.
Secara makro antropologi dapat di bagi kedalam dua bagian,yaitu.
1. Antropologi Fisik
2. Antropologi Budaya,memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.
Luasnya cakupan antropologi dapat di pertahankan karena ambisinya untuk menjelaskan segenap keanekaragaman budaya dan biologis manusia.
Anropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampu dan masa kini.
Secara keseluruhan ,yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis dalam antropologi lainnya selain aantropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi,medis,psikologi,dan antropologi sosial.
Jika di lihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalam antropologi menurut Koentjaraningrat mencakup 5 disiplin ilmu
1. Paleoantropologi
2. Antropologi fisik
3. Antropologi linguistik (etnolinguistik)
4. Prehistori
5. Etnologi
Antropologi bertujuan untuk memperluas arena perbandingan untuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Dalam sejarah lahirnya antropologi,perkembangan ilmu tersebut melalui suatu tahapan yang panjang.Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-lembaga antropologi etnologinmerupakan awal lahirnya antropologi.Lembaga societe Etnologiquedidirikan di Paris tahun 1839 oleh cendikiawan M.Edwards,tetapi lambat laun lembaga ini terdesak oleh istilah sociologique atau sosiologi.Tujuan didirikannya lembaga ini adalah menjadi pusat pengumpulan dan studi dari bahan etnografi yang berasal dari sebanyak mungkin kebudayaan di dunia ini.25 tahun kemudian (1874),di London di terbitkan buku Notes and Queries in anthropology ,untuk menyusun pedoman dalam mengumpulkan etnografi secara teliti.
Kebanyakan para ahli antropologi di Eropa,kini lebih terbuka daripada pendahulunya terhadap gagasan-gagasan yang berakar dari antropologi budaya di Amerika.
Para pelopor antropologi terpaksa melakukan dekontekstualisasi dan acap kali membuat laporan yang naif tentang adat istiadat dan kebiasaan ,hal ini berbeda dengan pelopor ekspedisi etnografis di dekade terakhir abad ke-19.Pada dekade itu mulai muncul ilmuwan-ilmuwan profesional yang umumnya melakukan survei di wilayah yang luas.Disinilah para antropolog metropolotan mulai mengorganisir pengumpulan informasi etnografis yang sistematis.Model yang mereka pakai adalah laporan-laporan lapangan para ahli botani dan zoologi.
Kemudian pada abad ke-20,terjadi pergeseran lebih jauh,yakni intensifnya studi-studi lapangan tentang berbagai kebudayaan.Franz Boas melakukan studi jangka panjang terhadap penduduk asli pantai utara British-Columbia,ia mengumpulkan arsi-arsip yang amat banyak tentang teks-teks berbahasa daerah dari para informan kunci.Boas adalah sosok antropolog yang diakui sebagai “Bapak pendiri antropolog “Ia adalah seorang kelahiran Jerman ahli geografi.
Menurut Boas,pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang akan mendesak unsur-unsur lama ke arah pinggir sekeliling daerah pusat pertumbuhan budaya tersebut.
Pada masa pasca perang Dunia II,seorang antropolog Prancis,Claude Levi-Strauss (1949/1963)mengembangkan pendekatan struktural yang bertujuan membuat kesimpulan umum tentang mentalitas manusia,sebagaimana yang terungkap dalam institusi-institusi sosial dan mitos sehingga tidak hanya menyerap pemikiran-pemikiran Mauss,tetapi juga linguistik.

C. KONSEP-KONSEP ANTTROPOLOGI
1. Kebudayaan
Secara umum pengertian kebudayaan mengacu kepada kumpulan pengetahuan secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Evolusi
3. Daerah budaya (culture area)
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisi
9. Ras dan etnik
10.Stereotip
11.Kekerabatan
12.Magis
13.Tabu,dan
14.Perkawinan

D. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
1. Teori Orientasi Nilai Budaya dari Kluckhohn
Menurut teori ini,hal-hal yang paling tinggi nilainya dalam tiap kebudayaan hidup manusia minimal ada lima hal,yaitu (a) human nature atau makna hidup manusia;(b) man nature atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya;(c) time yaitu persepsi manusia mengenai waktu;(d) activity, masalah makna dari pekerjaan manusia;(e) relational ,yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
2. Teori Evolusi Sosiokultural Paralel-Konvergen-Divergen Sahlins dan Harris
Evolusi sosiokultural tidak sama dengan pengertian evolusi biologis,tidak ada tujuan akhir bagi evolusi sosiokultural,dan tidak ada perkembangan ke arah keadaan akhir.
3. Teori Evolusi Kebudayaan Lewis H.Morgan
Menurut teori ini ada delapan tentang evolusi kebudayaan,yaitu.
a. Zaman liar tua
b. Zaman liar madya
c. Zaman liar muda
d. Zaman Bar-Bar tua
e. Zaman Bar-Bar madya
f. Zaman Bar-Bar muda
g. Zaman peradaban purba
h. Zaman peradaban masa kini
4. Teori Animisme dan Magic dari Taylor dan Frezer
Animisme adalah suatu kepercayaan pada kekuatan pribadi yang hidup di balik semua benda.Animisme merupakan pemikiran yang sangat tua dari seluruh agama.Magic memiliki dua prinsi utama.Pertama,like produce like (persamaan menimbulkan persamaan.Kedua,prinsip magic senggol(contagious magic).
5. Teori Evolusi Keluarga J.J. Bachoven
Inti teori ini,bahwa seluruh keluarga di seluruh dunia mengalami perkembangan melalui empat tahap,sebagai berikut.
a. Tahap promiskuitas,manusia hidup seperti binatang berkelompok,dan pada waktu itu belum ada keluarga inti
b. Sistem Matriarchate,dimana garis keturunan ibu sebagai satu-satunya yang di perhitungkan.
c. Tingkat berikutnya adalah sistem patriarchate,dimana ayah menjadi kepala keluarga.
d. Pada tingkat terakhir,perkawinan tidak selalu dari luar kelompok (exogami), tetapi dapat juga dari dalam kelompok yang sama (endogami).
6. Teori Upacara Sesaji Smith
Pada prinsipnya,upacara sesaji,dimana manusia menyajikan sebagian dari seekor binatang,terutama darahnya kepada dewa,kemudian memakan sendiri sisa daging dan darahnya.Hakikatnya sama sebagai suatu aktivitas untuk mendorong rasa solidaritas dengan para dewa.





BAB 6
ILMU GEOGRAFI

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI
Geografi berasal dari bahasa Yunani,yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan.Secara harfiah geografi berarti ilmu yang mempelajari tentang alam.Menurut Vidal de la Blache (1845-1919) dari Prancis yang di kenal sebagai “Bapak geografi sosial modern”,mengemukakan bahwa geography is the science of places,concerned with qualities and potentialities of countries.
Ruang lingkup disiplin geografi memang sangat luas dan mendasar,seperti yang dikatakan oleh Murphey,mencakup aspek alamiah dan aspek insaniah,kemudian aspek-aspek tersebut di tuangkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebaran dan kronologinya.
Secara sederhana,dapat di kemukakan bahwa cakupan dan peranan geografi itu setidaknya memiliki empat hal,seperti yang di kemukakan dari hasil penelitian UNESCO,maupun Lounsbury,sebagai berikut.
1. Geografi sebagai suatu sintesis
2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan
3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan
4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Dalam geografi terdiri atas tiga cakupan kajian yang saling berkaitan satu sama lain,yaitu mencakup lingkungan,tata ruang,dan tempat.

B. PENDEKATAN,METODE,DAN TEKNIK PENELITIAN GEOGRAFI
1. Pendekatan Geografi
a. Pendekatan Analisis Keruangan
b. Pendekatan ekologi
c. Pendekatan kompleks wilayah
2. Metode Penelitian Geografi
a. Metode deskriptif
b. Metode eksperimen dan korelasi
c. Metode ex Post Facto
3. Teknik Penelitian Geografi
a. Observasi lapangan (Field Oservation)
b. Wawancara (interview)
c. Kuisioner atau angket
d. Studi dokumenter
e. Studi kepustakaan
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI
Seperti halnya pada ilmu-ilmu sosial lainnya,pada mulanya disiplin geografi tidak tersusun secara sistematis seperti sekarang ini.Pada zaman Homeros dan Hesiodos,pada abad ke-19 sampai ke-8 sebelum masehi,sebagian orang menganggap pengetahuan tentang bumi masih sangat di pengaruhi oleh mitologi,terutama mitos kosmogonis (keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam semesta).
Pada zaman Thales (640-548 SM),masih beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.Pendapat itu hilang seabad kemudian setelah Parmenides (515-455 SM) mengemukakan pendapatnya bahwa bumi memiliki bentuk bulat.Lambat laun pengaruh mitologi itu semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam selak abad ke-6 SM,sehingga corak pengetahuan tentang bumi tersebut mulai memiliki dasar ilmu pasti/alam yang lebih baik.Kemudian terdorong oleh kebutuhan untuk mempermudah perjalanan berikutnya,secara sederhana pengalaman perjalanan itu di lukiskan ke dalam bentuk peta.Sejak itu,penyelidikan tentang bumi di lakukan dengan memakai logika.Dengan demikian,akal budi dan rasio mengganti mitos.
Pada abad pertengahan dan zaman dan zaman Renaissance,banyak orang yang menaruh perhatian dalam bidang geografi,khususnya pada awal abad pertengahan untuk kepentingan penyebaran agama,perdagangan ,serta perang yang di lakukan oleh kaum penyebar agama.Tokoh yang begitu tinggi perhatiannya pada pengaturan kembali tentang geografi adalah Bernhardus Veranius (1622-1650).Veranius berasumsi bahwa terdapat dualisme dalam geografi.Pertama,geografi mempelajari proses fenomena yang bersifat alamiah.Kedua,geografi pun mempelajari fenomena sosial kebudayaan.Geografi zaman Veranius yang di tandai dualisme geografi tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Geografi umum dan geografi khusus.
2) Geografi fisik dan geografi manusia.
Geografi adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis,memiliki akar-akar dalam ilmu alam,sosial,bahkan humaniora.Dalam cakupannya yang begitu luas,terdapat kelompok-kelompok yang bersinggungan dan beririsan,baik para ahli riset,itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan,tata ruang,dan tempat dengan berbagai strategi dan teknik.
D. MANFAAT TERAPAN GEOGRAFI
Nilai terapan dari gegrafi sangat dihargai selama Perang Dunia II karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi mengenai negara-negara lain,keahlian kartografi serta fotogrametik mereka banyak dipakai dalam dunia intelijen.Sejak tahun 1950-an,peran geografi dalam pengumpulan data dan analisisnya dipakai pula sebagai pedoman dalam menyiapkan rencana-rencana pembangunan kota dan kawasan,dan beberapa perkembanga teknisnya (seperti GIS) di arahkan untuk tujuan-tujuan praktis.Ada yang berpendapat bahwa salah satu peran pokok ahli geografi adalah memberikan nilai tambah pada data,yang kemudian dapat “dijual” kepada para pengambil keputusan.
E. KONSEP-KONSEP GEOGRAFI
1. Tempat
Konsep tempat merujuk pada suatu wilayah dimana orang hidup berada.
2. Sensus penduduk
Merupakan salah satu kegiatan statistik tertua dan terluas yang dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia.
3. Iklim
Adalah keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu,keadaan variasinya dari tahun ke tahun dan keadaan ekstremnya.
4. Laut
Diartikan sebagai keseluruhan massa air yang saling berhubungan,mengelilingi semua sisi daratan di bumi.
5. Lingkungan
6. Benua
7. Urbanisasi
8. Peta
Adalah pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang pada bidang datar.
9. Kota
10. Mortalitas
Merujuk pada rangkuman tingkat kematiankotor rata-rata penduduk.
11. Khatulistiwa (ekuator)
Adalah sebuah konsep yang merujuk pada garis khayal yang melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua bagian yang sama besar,masing-masing 180 derajat.
12. Demografi
Merujuk pada analisis terhadap berbagai variabel kependudukan.
13. Tanah
14. Transmigrasi
Adalah suatu sistem pembangunan terpadu,upaya untuk mencapai keseimbangan penyebaran penduduk.
15. Wilayah
Merujuk pada suatu area di permukaan bumi yang relatif homogen dan berbeda dengan sekelilingnya berdasarkan beberapa kriteria tertentu.

F. GENERALISASI-GENERALISASI
1. Tempat
2. sensus penduduk
3. Iklim
4. laut
5. lingkungan
6. benua
7. urbanisasi
8. peta
9. kota
10. mortalitas
11. khatulistiwa/ekuator
12. demografi
13. tanah
14. transmigrasi
15. wilayah
G. TEORI-TEORI GEOGRAFI
1. Teori ledakan penduduk Thomas Robert Malthus
Dalam teorinya,Malthus mengemukakan pendapat bahwa masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.
2. Teori pengaruh iklim terhadap peradaban Ellsworth
3. Teori lokasi lahan Johan Heirinch
4. Teori daya sentrifugal dan sentripetal Charles O.Colby
Isi pokok teori ini yang ,menyebabkan pada masyarakat kota terjadi daya dan sentrifugal adalah,hidup di kota terasa sesak,penat,dan berjubel.











BAB 7

ILMU SEJARAH
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab,yakni dari kata syajaratun,yang berarti pohon kayu.Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian,perkembangan atau pertumbuhan tentang peristiwa dalam suatu kesinambungan.Arti kata sejarah ini sendiri ,sekarang ini memiliki makna sebagai cerita,atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu.
Pada umumnya ,para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga hal,yakni.
1. Sejarah sebagai peristiwa
Adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau.
2. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai bagian dari ilmu humaniora,maupun yang berkembang di sekitar makna dan hakikat yang terkandung dalam sejarah.
3. Sejarah sebagai cerita
Pada hakikatnya,sejarah merupakan hasil rekonstuksi sejarawan terhadap sejarah sebagai peristiwa berdasarkan fakta-fakta sejarah yang di milikinya.
Sjamsuddin dan Burke mengelompokkan cakupan sejarah menjadi beberapa kelompok
1. Sejarah sosial
2. Sejarah ekonomi
3. Sejarah kebudayaan
4. Sejarah demografi
5. Sejarah politik
6. Sejarah kebudayaan rakyat
7. Sejarah intilektual
8. Sejarah keluarga
9. Sejarah etnis
10.Sejarah psikologi dan psikologi histori
11. Sejarah pendidikan
12. Sejarah medis
B. METODE DAN ILMU BANTU SEJARAH
Dalam metodologi riset,ada istilah metode historis dengan langkah-langkah menggambarkan permasalahan atau pertanyaan untuk diselidiki,mencari sumber tentang fakta historis,meringkas dab\n mengevaluasi sumber-sumber historis,dan menyajikan fakta-fakta yang bersangkutan yang bersangkutan dalam suatu kerangka interprettatif.
Sedangkan sebagai ilmu bantu dalam panelitian,sejarah terdiri atas hal-hal berikut.
1. Paleontologi,yaitu ilmu tentang bentuk-bentiuk kehidupan purba
2. Arkeologi,yaitu kajian ilmiah mengenai hasil kebudayaan,baik dalam periode prasejarah maupun periode sejarah.
3. Paleoantropologi,yaitu ilmu tentang manusia-manusia purba atau antropologi ragawi.
4. Paleografi,yaitu kajian tentang tulisan-tulisan kuno,termasuk ilmu membaca dan penentuan waktu/tanggal/tahun.
5. Efigrafi,yaitu pengetahuan tentang cara membaca,menentukan waktu’serta menganalisis tulisan kuno pada benda-benda yang dapat bertahan lama ,seperti batu.
6. Ikonografi,yaitu arca-arca atau patung-patung kuno sejak zaman prasejarah maupun sejarah.
7. Numismatik,yaitu tentang ilmu mata uang,asal usul,teknik pembuatan,dan mitologi.
8. Ilmu keramik,kajian tentang barang-barang untuk tembikar dan porselin.
9. Genealogi,yaitu pengetahuan tentang asal usul nenek moyang atau asal mula keluarga seseorang maupun beberapa orang.
10. Filologi,yaitu ilmu tentang naskah-naskah kuno.
11. Bahasa,yaitu penguasaan tentang beberapa bahasa.
12. Statistik,adalah sebagai presentasi analisis dan interpretasi angka-angka terutama dalam quantohistory atau cliometry.
13. Etnografi,merupakan kajian bagian antropologi tentang deskripsi dan analisis kebudayaan suatu masyarakat tertentu.
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN SEJARAH
Mengenai fungsi dan kegunaan sejarah,sejak zaman klasik para penulis sudah banyak memberikan penegasan bahwa sejarah selalu memiliki use value bagi kehidupan manusia.Polybius (198-117 SM) mengatakan bahwa sejarah adalah philosophy teachingby example. Ia pun mengemukakan bahwa semua orang memiliki dua cara untuk menjadi baik, yaitu berasal dari pengalaman dirinya sendiri dan berasal dari pengalaman orang lain.
Notosusanto (1979:4-10) mengidentifikasi empat jenis kegunaan sejarah,yakni fungsi edukatif, fungsi inspiratif, fungsi instruktif, dan fungsi rekreasi.
1. Fungsi Edukatif
Artinya bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan. Hal itu di kemukakan dalam ungkapan John Seeley yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang.
2. Fungsi Inspiratif
Artinya, dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham.
3. Fungsi Instruktif
Bahwa dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu kejuruan atauy keterampilan tertentu. Seperti navigasi, jurnalistik, militer dan sebagainya.
4. Fungsi Rekreasi
Artinya, dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun keindahan.
D. SEJARAH PERKEMBANGAN SEJARAH
Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu tertua, Pada abad ke-17 dan ke-18, sejarah secara formal di ajarkan di universitas-universitas Eropa mulai dari Oxford University hingga Gottingen (Gilbert, 1977). Walaupun kemunculan ilmu sejarah baru terasa di abad ke-19, bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sosial lainnya. Dimana perkembangan ilmu sejarah diwarnai oleh konflik persaingan di antara para tokohnya. Diilhami oleh karya Leovold von Ranke (1795-1886), para sejarawan mulai meninggalkan paradigma sejarah klasik yang telah di praktikan oleh sebagian besar sejarawan sejak abad delapan belas. Mereka mulai memusatkan perhatian pada pemaparan narasi-narasi peristiwa politik yang trutama didasarkan pada dokumen-dokumen resmi.
Namun, jika di telusuri lebih jauh lagi, embrio lahirnya ilmu sejarah dapat ditarik dalam sejarah historiografi Eropa yang akan dilihat sebagai gejala terikat oleh waktu (time bound) dan terikat pula oleh kebudayaan (culture bound) pada zamannya.
Penulis sejarah Yunani yang terkenal adalah Herodotus (198-117 SM),Thucydides (456-396 SM), dan Polybius (198-117 SM). Herodotus menulis karyanya yang berjudul History of the Persian Wars (sejarah perang-perang Persia 500-479 SM), ia melihatnya perang ini sebagai bentrokan antar dua peradaban yang berbeda, yaitu Yunani dan Persia. Meskipun dia menganggap bahwa Persia sebagai bangsa “bar-bar” yang dibencinya, namun Herodotus, mencoba bersikap objektif untuk menghargai bangsa Persia. Disinilah kejernihan hati sejarawan Herodotus disamping ia berusaha keras untuk melakukan inkuiri secara kritis dan memberi penjelasa-penjelasan yang naturalistik serta tidak banyak menunjukkan adanya “campur tangan” para dewa, sebagaimana penulis sebelumnya, yaitu Homerus sehingga Herodotus layak mendapat julukan sebagai “Bapak sejarah” bahkan sebagai “Bapak Antropologi”.
Di Inggris yang puas dengan perkrmbangan institusional di pelopori oleh David Hume (1711-1776) penulis History of England from the Invasion of Julius Caesar to the Revolution of 1698. Di sini Hume percaya bahwa sejarah adalah catatan tentang perkembangan intelektual dan moral.
Untuk memberikan semacam konklusi mengenai perkembangan pendekatan ilmu sejarah sebelum abad ke-19, menurut Alexander Irwan mengemukakan bahwa pendekatan sejarah pada zaman tersebut bercampur aduk dengan narasi yang bersifat metafisis dan mitis.
Hal pertama yang perlu di catat adalah beragamnya nama mengenai materi kajian atau disiplin-disiplin ilmu yang muncul sepanjang abad ke-19. Akan tetapi, menjelang pecahnya Perang Dunia 1, terjadilah konvergensi umum atau konsensus di sekitar sejumlah kecil nama spesifik, sedangkan calon-calon lainnya cenderung di gugurkan.
Secara periodik, ilmu sejarah memang sudah berlangsung sejak lama dan terminologi sejarah pun sudah amat tua, khususnya sejak zaman Yunani kuno. Sebab mengenai catatan-catatan masa lalu,khususnya masa lalu tentang bangsanya sendiri, negaranya sendiri, memang meruoakan suatu aktivitas yang sudah lazim dalam dunia pengetahuan, dan hagiografi atau riwayat hidup dan legenda orang-orang yang di anggap suci, penulisannya senantiasa didorong oleh mereka yang berkuasa. Akan tetapi, yang membuat disiplin baru ilmu sejarah itu berbeda adalah sejak di kembangkan penekanan pada wie es eigentlich gewesen ‘apa yang nyata-nyata terjadi’ oleh Leopold von Ranke (1795-1886) pada abad ke-19 denga karyanya A Critique of Modern Historycal Writers.
E. HUBUNGAN ILMU SEJARAH DENGAN ILMU-ILMU SOSIAL LAINNYA
1. Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Hal ini lebih tampak lagi dengan cepatnya perubahan sosial jelas menarik perhatian bukan saja sejarawan, tetapi juga sosiologiwan. Sebab para sosiologiwan yang menganalisis berbagai persyaratan pembangunan pertanian dan industri di negara-negara yang di sebut negara berkembang memperoleh kesan yang mereka kaji adalah tentang perubahan dari waktu ke waktu, dengan katta lain sejarah.
2. Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Hubungan ini dapat di lihat karena kedua disiplin ini memiliki persamaan yang menempatkan manusia sebagai subjek dan objek kajiannya, lazimnya mencakkup berbagai dimensi kegidupan.
3. Hubungan Sejarah dengan Psikologi
Dalam cerita sejarah, aktor atau pelaku sejarah senantiasa mendapat sorotan yang tajam, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
4. Hubungan Sejarah dengan Geografi
Hubungan ini dapat di lihat dari suatu aksioma bahwa setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial, ddimana keduanya merupakan faktor yang membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai kesatuan.
5. Hubungan Sejarah denngan Ilmu Ekonomi
Walaupun kita tahu bahwa sejarah politik pada dua atau tiga abad terakhir begitu dominan dalam historiografi Barat, namun ironisnya mulai abad ke-20,sejarah ekonomi dalam berbagai aspeknya pun semakin menonjol, terutama setelah modernisasi, dimana hampir setiap bangsa di dunia lebih memfokuskan pembangunan ekonomi.
6. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Politik adalah sejarah masa kini, dan sejarah adalah politik masa lampau.
F. MENUJU RAPPROCHEMENT SEJARAH DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
Secara rinci Kartodirddjo mengemukakan sebab-sebab rapprochement atau proses saling mendekatnya antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial di sebabkan oleh beberapa faktor,yaitu:
1. Sejarah sebagai deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan berbagai masalah atau gejala yang serba kompleks.
2. Pendekatan multidimensional atau social scientific adalah yang paling tepat untuk di pergunakan sebagai cara menggarap permasalahan.
3. Ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang merupakan alat analitis yang relevan sekali untuk keperluan analitis historis.
G. KONSEP-KONSEP SEJARAH
1. Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi tampil berbeda.Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan.
2. Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebagai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memiliki keunikan.
3. Sebab dan Akibat
Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa.
4. Nasionalisme
Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliiki arti rasa kebangsaan, di mana kepentingan negara dan bangsa mendapat perhatian besar dalam kehidupan bernegara.
5. Kemerdekaan/Kebebasan
Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nnilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa di agung-agung kan, sekalipun tidak selamanya di praktikkan.
6. Kolonialisme
Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16.
7. Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran.
8. Fasisme
Konsep fasisme atau facismadalah nama pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis yang sempit, rasialis, militeristis, dan imperialis.
9. Komunisme
Konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial yang di dasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang di atur secara komunal atau bersama-sama.
10.Peradaban
Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi.
11.Perbudakan
Pada hakikatnya, konsep perbudakan atau slavery adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu suatun kondisi di mana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
12.Waktu
Konsep waktu dalam hal ini (hari, tanggal, bulan, tahun, windu, dan abad) merupakan konsep esensial dalam sejarah.
13.Feminisne
Istilah feminisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria.
14.Liberalisme
Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat di ungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.
15.Konservatisme
Istilah konservatisme merujuk pada doktrin yang meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat di temukan pada perkembangan sejarahnya.
G. GENERALISASI-GENERALISASI SEJARAH
Dalam pembuatan generalisasi sejarah dapat di bedakan atas tiga tingkatan.yaitu.
1 High order generalization ialah generalisasi yang yang di sebut laws atau principles,yaitu generalisasi yang pemakaiannya secara universal.
2 Intermediate level generalization ialah generalisasi yang di gunakan di kawasan tertentu ataupun di daerah kebudayaan tertentu.
3 Law order generalization, yaitu generalisasi yang di dasarkan atas data dari dua atau lebih tentang sekelompok masyarakat dari suatu kawasan tertentu yang bersifat lokal,generalisasi inilah yang paling memungkinkan di buat dalam sejarah.
1. Perubahan
Jika hanya mengakui gerak sejarah berdasarkan siklus maka tidak akan banyak terjadi perubahan-perubahan yang berarti dalam dinamika masyarakat lokal, nasional, maupun global.
2. Peristiwa
Jika mengakui validitas gerak sejarah yang di kemukakan Giambatistta Vico,di samping beberapa peristiwa sejarah itu kecenderungannya akan terjadi pengulangan yang serupa, tetapi akan terjadi pula suatu proses kemajuan yang lebih berarti daripada gerak sejarah yang benar-benar hanya bersifat siklus belaka.
3. Sebab dan akibat
Munculnya peradaban di lembah Sungai Nil (Mesir kuno) yang bernilai tinggi sebagai khazanah budaya dunia,di sebabkan adanya tantangan yang cukup keras bagi masyarakat Mesir dan berperannya kaum elite minoritas yang kreatif,akibatnya mereka berupaya untuk merespons tantangan itu dalam bentuk peradaban yang bernilai agung.
4. Nasionalisme
Menurut Jan Romein, gerak kemajuan dan keberlanjutan perubahan sejarah (sosial budaya), tidak dapat di samakan dengan evolusi biologis, melainkan kebalikannya.
5. Kemerdekaan
Menurut Wittfogel, terdapat hubungan yang erat antara berkembangnya budaya hidrolik yang berukuran besar ,khususnya sistem irigasi dengan munculnya struktur sosial yang sentralistik, otokratik, dan birokratik, sebagaimana sering di sebut sebagai despotisme oriental.
6. Kolonialisme
Merajalelanya kolonialisme Barat pada abad ke-19 terhadap Asia, Afrika dan Amerika Latin, sebenarnya tidak dapat di lepaskan sebagai dampak penemuan-penemauan daerah baru ataupun hasil ekplorasinya terhadap daerah-daerah lain yang belum mereka kenal sebelumnya.
7. Revolusi
Revolusi Prancis yang terjadi tahun 1789 memiliki dampak besar bagi kemenangan kaum borjuis di Eropa Barat maupun bangkitnya nasionalisme serta perlawanan terhadap imperialisme,khususnya sesama bangsa Eropa.
8. Fasisme
Lahirnya fasisme di Italia maupun Jerman menjelang Perang Dunia II, tidak lepas dari pengaruh krisis ekonomi dunia akibat malapetaka Perang Dunia I yang menimbulkan krisis ekonomi (Malaise) yang sangat parah bagi dunia.
9. Komunisme
Makin meluasnya bahaya komunisme di Asia Tenggara, mendorong para ahli strategi dan pemikir Amerika Serikat untuk menggagas suatu teori baru yang di kenal dengan Teori Domino.
10. Peradaban
Beberapa pusat peradaban tertua, seperti Mesir kuno dan Cina kuno, pada umum nya lahir ataupun muncul sebagai respons atas tantangan dan kesadaran minoritas kreatif yang terjadi di beberapa lembah sungai-sungai besar.
11. Perbudakan
Ketika kolonialisme dan imperialisme merajalela, sistem perbudakan di beberapa wilayah (Afrika, Asia, maupun Amerika Latin) pun berkembang dengan pesat.
12. Waktu
Studi tentang waktu dapat berfungsi baik sebagai kerangka eksternal untuk mengiukur peristiwa dan proses.
13. Feminisme
Pada awalnya teori ini bersifat interdisipliner yang merangkum beberapa diskriminasi dan ketimpangan sosial diantara pria dan wanita di berbagai bidang sosial budaya.
14. Liberalisme
Secara metodologis, liberalisme meragukan penjelasan teori-teori holistik ataupun kolektivisme.
15. Konservatisme
Pada umumnya,pengikut konservatisme adalah para orang tuayang sudah memiliki pandangan dan sikap mapan mengenai apa yang harus diutamakan dalam hidup.
I. TEORI-TEORI SEJARAH
1. Teori Gerak Siklus Ibnu Khaldun
Pokok-pokok pikiran dalam teori khaldun tersebut di kemukakan dalam Al-Muqaddimah sebagai berikut.
a. Kebudayaan adalah masyarakat manusia yang memiliki landasan diatas hubungan antara manusia dan tanah di satu sisi dan hubungan manusia dengan manusia lainnya di sisi lain yang menimbulkan upaya mereka untuk memecahkan kesulitan-kesulitan lingkungan serta mendapatkan kesenangan dan kecukupan dengan membangun industri, menyusun hukum dan menerbitkan transaksi.
b. Bahwa kebudayaan dalam berbagai bangsa berkembangmelalui empat fase, yaitu fase primitif atau nomaden, fase urbanisasi, fase kemewahan, dan fase kemunduran yang mengantarkan kehancuran.
2. Teori Daur Kultural Spiral Glambatistta Vico
Secara makro, pokok-pokok pikiran Vico yang tertuang dalam teori daur spiralnyadalam The New Science,adalah sebagai berikut.
a. Perjalanan sejarah bukanlah seperti roda yang berputar mengitari dirinya sendiri sehingga memungkinkan seorang filsufmeramalkan terjadinya hal yang sama pada masa depan.
b. Sejarah berputar dalam gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbaharui diri.
c. Masyarakat manusia bergerak melalui fase-fase perkembangan tertentu dan terjalin erat dengan kemanusiaan yang di cirikan oleh gerak kemajuan dalam tiga fase, yaitu fase teologis, fase herois, dan fase humanistic.
d. Ide kemajuan adalah substansial, mesti tidak melalui satu perjalanan lurus ke depan,tetapi bergerak dalam lingkaran-lingkaran historis yang satu sama lain saling berpengaruh.
3. Teori Tantangan dan Tanggapan Arnold Toynbe
Pokok-pokok pikiran teori ini adalah.
a. Peradaban muncul sebagai tanggapan atas tantangan, walaupun bukan atas dasar murni hukum sebab akibat,melainkan hanya sekedar hubungan, dan hubungan itu dapat terjadi antara manusia dan alam atau antara manusia dan manusia.
b. Berjenis-jenis tantangan yang berbeda dapat menjadi tantangan yang di perlukan bagi kemunculan suatu peradaban.
c. Terdapat lima kawasan perangsang yang berbeda bagi kemunculan peradaban, yakni kawasan ganas, baru, diperebutkan, ditindas, dan tempat pembuangan.
d. Kawasan ganas,mengacu kepada lingkungan fisik yang sukar di taklukkan.Kawasan baru, mengacu kepada daerah yang belum pernah di huni dan diolah. Kawasan diperebutkan, termasuk yang baru di taklukkan dengan kekuatan militer. Kawsan tertindas, menunjukan suatu situasi ancaman dari luar yang berkepanjangan. Kawasan hukuman/pembuangan, mengacu kepada kawasan tempat kelas dan ras yang secara historis telah menjadi sasaran penindasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
4. Teori Dialektika Kemajuan Jan Romein
Pokok-pokok pikiran teori Jan Romein adalah.
a. Gerak sejarah umat manusia itu kebalikan dari perkembangannya secara berangsur-angsur (evolusi), melainkan maju dengan lompatan-lompatan yang sebanding dengan mutasi yang dikenal dalam dunia alam hidup biologis.
b. Suatu langkah baru dalam evolusi manusia, kecil kemungkinannya terjadi dalam masyarakat yang telah mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi dalam arah tertentu. Sebaliknya kemajuan yang pernah di capai di masa lalu, mungkin akan berlaku sebagai suatu penghambat terhadap kemajuan lebih lanjut.
c. Dengan demikian, keterbelakangan dalam hal-hal tertentu dapat di jadikan sebagai suatu keunggulan (situasi yang menguntungkan) untuk mengejar ketinggalannya. Sebaliknya, kemajuan yang relatif pesat di masa lalu, dapat berlaku sebagai penghambat kemajuan.
5. Teori Despotisme Timur Wittfogel
Karl Wittfogel,penulis buku Oriental Despotism (1957) mengemukakan teori-teorinya sebagai betrikut.
a. Cara produksi Asiatis, menurut pendapatnya yang khas pada masyarakat-masyarakat yang berdasarkan irigasi besar-besaran,telah menimbulkan suatu garis lain dalam perspektif evolusi.
b. Bila masyarakat-masyarakat feodal memungkinkan suatu perkembangan menuju kapitalisme borjuis maka birokrasi-birokrasi Asiatis itu (mencakup Tsar Rusia) sama sekali tidak cocok bagi perkembangan apapun menuju suatu struktur yang lebih modern.
c. Doktrin ini bermaksud menunjukkan bahwa Uni Soviet (sekarang Rusia) maupun Cina tidak dapat menawarkan apa pun yang mungkin diinginkan oleh bangsa-bangsa lain, jalan satu-satunya ke arah kemajuan adalah mengikuti garis peradaban modernyang berdasarkan hak milik.
6. Teori Perkembangan Sejarah dan Masyarakat Karl Mark
Teori-teorinya tantang gerak sejarah dan masyarakat, tertuang dalam Deutch Ideologie (ideologi Jerman) tahun 1845-1846, secara ringkas dapat kemukakakan sebagai berikut.
a. Struktur ekonomi masyarakat yang di topang oleh relasi-relasinya dengan produksi, merupakan pondasi riil masyarakat.
b. Seiring dengan tenaga produktif masyarakat berkembang, tenaga-tenaga produktif ini mengalami pertentangan dengan berbagai relasi produksi yang ada sehingga membelenggu pertumbuhannya. Kemudian,mulailah suatu era revolusi sosial, seiring dengan terpecahnya masyarakat akibat konflik.
c. Relasi-relasi produksi yang lebih baru dan lebih tinggi ini mengakomodasi secara lebih baik keberlangsungan pertumbuhan kapasitas produksi masyarakat.
d. Dengan demikian, perkembangan kapasitas produktif masyarakat menentukan corak utama evolusi yang di hasilkan, yang pada gilirannya menciptakan institusi-institusi hukum dan politik masyarakat atau suprastruktur.
7. Teori Feminisme Wollstonecraft
Isi pokok pemikiran teori Wollstonecraft adalah sebagai berikut.
a. Salah satu ciri yang paling universal sekaligus mencolok adalah subordinasi wanita atas pria.
b. Masyarakat dan kaum pria telah membatasi kesempatan-kesempatan yang dimiliki wanita untuk menggunakan kemampuan alaminya bagi kebaikan masyarakat.
c. Wanita tidak boleh memiliki status inferior, sekalipun penyebabnya oleh kaum wanita itu sendiri.



















BAB 8
ILMU EKONOMI
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikosnamos atau oikonomiayang artinya manejemen urusan rumah tangga, khusus nya penyediaan dann administrasi peendapatan.
Menurut Albert L.Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.Jadi, pada hakikatnya ilmu ekonomi merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang di harapkan, dengan memilih penggunaan sumber dcaya produksi yang sifatnya langka atau terbatas tertentu.Dengan kata lain, ilmu ekonomi merupakan suatu disiplin tentang aspek-aspek ekonomi dan tingkah laku manusia.
Ditinjau dari ruang lingkup atau cakupannya, ilmu ekonomi dapat dibedakan atas makroekonomi dan mikroekonomi. Istilah makroekonomi untuk pertama kali di perkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, yang di terapkan pada studi memgenai hubungan antaragregat ekonomi yang bersifat luas, seperti pendapatan nasional, inflasi, dan sebagainya.
Terdapat enam topik yang sering dipresentasikan dalam mikroekonomi, yakni teori perilaku konsumen, teori pertukaran, teori produksi dan biaya,teori perusahaan, teori distribusi,dan teori ekonomi kesejahteraan.
Dewasa ini ilmu ekonomi telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu sosial lainnya yang terbagi-bagi dalam beberapa bidang kajian, seperti ekonomi lingkungan, evolusioner, eksperimental, kesehatan, institusional, matematik, sumber daya alam, pertahanan, kesejahteran, dualistik, informal,campuran, pertanian, tingkah laku dan ekonomi pembangunan.
Ekonomi evolusioner merupakan bidang kajian ekonomi yang menjelaskan naik turunnya pertumbuhan ekonomi dan jatuh bangunnya perusahaan-perusahaan, kota-kota, kawasan, dan negara yang mencerminkan bahwa evolusi selalu beroperasi pada tingkat yang berlainan dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.
Ekonomi eksperimental,pada mulanya merupakan hasil studi perilaku pilihan individu, terutama ketika para ekonom memusatkan perhatiannya pada teori mikroekonomi.
Ekonomi kesehatan, tujuannya adalah menggeneralisasikan aneka informasi mengenai biaya dan keuntungan dari cara-cara alternatif mencapai kesehatan dan tujuan kesehatan.
Ekonomi institusional,merupakan studi tentang sistem sosial yang membatasi penggunaan dan pertukaran sumber daya langka.
Ekonomi matematik, mulai berkembang sejak tahun 1950-an.
Ekonomi sumber daya alam, merupakan bidang ekonomi yang mencakup kajian deskriptif dan normatif terhadap alokasi berbagai sumber daya alam.
Ekonomi pertahanan, merupakan studi terntang biaya-biaya pertahanan yang mengkaji masalah pertahanan dan perdamaian dengan menggunakan analisis dan metode ekonomi yang meliputi kajian mikroekonomi dan makroekonomi.
Ekonomi kesejahteraan, adalah kajian ilmu ekonomin tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan cara yang terbaik atau optimal dalam menggunakan sumber-sumber yang terbatas.
Ekonomi dualistik (Dual economy), merupakan istilah yang memiliki makna akademis teknis maupun makna yang lebih umum.
Ekonomi informal, merupakan suatu istilah yang mengacu pada jenis-jenis transaksi ekonomi yang tidak tercermin pada statistik resmi.
B. METODE ILMU EKONOMI
1. Metode Induktif
Metode dimana suatu keputusan dilakukan dangan mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam relitas kehidupan. Realita tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami oleh individu atau kelompok.
2. Metode Deduktif
Metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang sudah di uji kebenarannya.
3. Metode Matematika
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi dengan cara pemecahansoal-soal secara matematis.
4. Metode Statistika
Suatu metode pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran, dan penyajian data dalam bentuk angka-angka secara statistik.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI
Menurut Irving Kristol, ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam perjalanan sejarahnya, muncul pada abad ke-17 dan 18 sebagai suatu aspek revolusi filosifis yang menciptakan dunia modern.
Dengan menyediakan tulisan 2000 halaman, Schumpeter sengaja melacak ilmu ekonomi sebelum Adam Smith menulis The Wealth of Nations pada tahun 1776, yang menandai munculnya ilmu ekonomi yang sepenuhnya berdiri sendiri
1. Ide yang berkembang pada zaman Renaissance menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang berdaulat.
2. Ilmu ekonomi terbebaskan dari ikatan moral, namun tidak lantas menjadi sosok manusia yang dirasuki dengan kekuasaan yang politik ekonominya amoral, seperti yang di perkirakan para mekantilis dan teoritisi lainnya yang dimata Adam Smith dan kawan-kawan tidak realistis.
3. Tujuan analisis ekonomi meluas, bukan sekadar pada pemilihan kebijakandagang demi memperbesar kekuatan negara, melainkan juga menyangkut kehidupan dan kesejahteraan sehari-hari.
D. MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI
1. Mazhab Merkantilisme
Mazhab ini muncul antara abad pertengahan dengan kejayaan laissez-faire (1500-1776 atau 1800). Adanya penemuan-penemuan daerah baru yang luas memiliki implikasi bahwa institusi gilda tidak memadai lagi,bahkan di anggap sebagai penghabat berkembangnya perdagangan antar negara.
Inti ajaran ini adalah sebagai berikut
a. Emas dan perak merupakan bentuk kekayaan yang paling banyak disukai.Oleh karena itu,mereka melarang ekspor logam mulia.
b . Negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan merugiikan negara lainnya.
c. penentangan atas bea,pajak,dan restriksi intern terhadap mobilitas barang.
d. Harus dibangun pemerintah pusat yang kuat untuk menjamin kebijaksanaan merkantilisme tersebut.
2. Mazhab Fisiokrat
Inti ajaran fisiokrat berlandaskan hukum alam.Sebagaimana Isaac Newton (1643-1727) yang telah menemukan hukum dunia fisik maka Quesnay percaya bahwa seluruh kegiatan manusia harus dibawa kedalam harmoni dengan hukum alam.
1. Semboyan laissez-faire, laisez –passer yang berasal dari Vincent de Gournay (1712-1759)yang arti konotatifnya adalah biarkan orang berbuat seperti yang mereka sukai tanpa campur tan gan pemerintah.
2. Tekanan pada sektor pertanian yang produktif memungkinkan terjadinya surplus atau produk neto di atas nilai sumber daya yang di gunakan.
3. Pemilik tanah harus dibebani pajak, yaitu dalam bentuk satu macam pajak.
3. Mazhab Sosialisme
Inti ajaran atau mazhab sosialis sebenarnya sulit dijelaskan karena luasnya cakupan sosialisme, yaitu sosialisme utopis, sosialisme ilmiah, sosialisme negara, sosialisme anarkis, sosialisme revisionis, sosialisme serikat pekerja, dan sebagainya, namun umumnya tidak berpihak kepada pembelaan kebebasan individu yang luas.
4. Mazhab Historis
Mazhab ini beranggapan bahwa konsep-konsep ekonomi sesungguhnya merupakan produk perkembangan menurut sejarah kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh di suatu negara.
5. Mazhab Marginalis
Mazhab ini pelopornya adalah Karl Menger (1840-1921) dari Jerman.Dalam mazhab ini menegaskan bahwa dalam hal seorang individu, setiap tambahan suatu barang yang dilakukan secara berturut-berturut akan memperkecil nilai objektif setiap tambahan yang dimiliki oleh individu itu.
6. Mazhab Institusionalis
Mazhab ini datang dari Amerika Serikat tahun 1900-an yang pengaruhnya masih kuat sampai sekarang ini,tokohnya adalah Thorstein Veblen (1857-1929).
7. Mazhab Neo-Klasik
Mazhab ini merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang dimunculkan pada abad ke-19, terutama oleh Alferd Marshal dan Leon Walras.Terlepas dari pengertian neoklasik pada umumnya, perbedaan ekonomi neoklasik dan klasik hanya terletak pada penekanan dan pusat perhatiannya.
8. Mazhab Klasik
Pada hakikatnya, inti mazhab klasik ini terletak pada gagasan bahwa pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui interaksi antara akumulasi modal dan pembagian kerja.
9. Mazhab Keynesian
Dua pilar utama dari teori employment klasik adalah tabungan dan investasi menghasilkan ekuilibirium pada tingkat full employment melalui tingkat suku bunga dan bahwa penawaran serta permintaan tenaga kerja menghasilkan ekuilibirium melalui berbagai variasi upah riil.
10. Mazhab Chicago
Jika di lihat dari sudut sejarah nya, pemikiran ekonomi mazhab Chicago ini sebenarnya adalah suatu varian Neoklasisme dan mengacu kepada klasisme baru.
1. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik intelektual.
2. Pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekkonomi yang bersifat ad hoc, hanya akan merusak situasi ekonomi.
3. Monetarisme dianggap lebih baik daripada fiskalisme dalam regulasi makroekonomi.
4. kebijakan fiskal diyakini sebagai wahana yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan, namun redistribusi pendapatan bagi kalangan di atas garis kemiskinan justru akan lebih banyak menimbulkan kerugian.
E. KONSEP ILMU EKONOMI
1. Skarsitas (Kelangkaan)
Adalah sebuah prinsip bahwa sebagian besar barang yang diinginkan orang hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas, kecuali barang bebas seperti udara.
2. Produksi
Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit, Dalam pengertian luas, produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai atau faedah dari sesuatu barang. Sedangkan dalam arti sempit, produksi adalah segala usaha dan aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain.Terdapat empat macam faktor produksi, yaitu alam, tenaga kerja, modal, sill atau keterampilan.
3. Konsumsi
Secara sederhana, pengertian konsumsi adalah segala tindakan manusia yang dapat menimbulkan turun atau hilangnya faedah atau nilai guna suatu barang.
4. Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai perubahan stok modal dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun. Makna investasi tesebut sering dikacaukan dengan investasi keuangan yang definisinya adalah pembelian aset-aset keuangan, seperti saham dan obligasi yang nantinya akan dijual kembali saat harganya meningkat, dan itu lebih terkait dengan analisis jasa.
5. Pasar
Pasar adalah sebuah mekanisme di mana para pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa.
Jika ditinjau dari macam atau jenisnya, pasar dapat dibedakan berdasarkan.
a. barang-barang yang diperjualbelikan, dapat di bedakan menjadi barang konsumsi dan pasar faktor produksi;
b. waktu terjadinya, dapat dibedakan menjadi pasar harian, pasar mingguan, dan bulanan, untuk pasar tahunan biasanya dilaksanakan dalam bentuk pekan raya;
c. lingkup aktivitasnya, dapat dibedakan menjadi pasar lokal, nasional dan internasional;
d. strukturnya,dapat dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik.
6. Uang
Uang secara umum dilihat dari fungsinyadapat di definisikansebagai alat tukar.Uang pun berfungsi sebagai satuan ukuran yang meiliki fungsi turunan, seperti sebagai standar perincian utang dan sebagai alat penyimpanan kekayaan.
7. Letter of Credit
Adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisaatas permintaan importir nasabah bank devisa yang bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut.
8. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payments) adalah keseluruhan catatan akuntansi dari transaksi-transaksi internasional suatu negara dengan negara lainnya.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam penyesuaian neraca pembayaran yang telah di kembangkan oleh para ahli ekonomi, khususnya berkenaan dengan bagaimana cara memandang defisit.
1. Pendekatan elastisitas, melihat defisit sebagai hasil distorsi harga relatif, dalam hal ini di sebabkan kurang kompetensi dasar.
2. Pendekatan absorpsi, melihat defisit sebagai akibat dari kelebihan pembelanjaan atas output domestik sehingga penyesuaian yang baik adalah menurunkan pembelanjaan secara relatif terhadap output.

Evaluasi pembelajaran pendidikan ilmu sosial

BAB II
PENBAHASAN

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ILMU SSOSIAL
A. Evaluasi Pembelajaran PIS
Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, prak-tikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

B. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
1. Pengukuran
Pengertian pengukuran menurut para ahli :
a. Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
b. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
c. Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
d. Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
e. Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
Sehingga dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2. Penilaian
a. Menurut Depdiknas tahun 2004 Penilaian adalah sesuatu proses sistematis yang mengandungpengumpulan informasi, menganalisis, dan menginterpretasikaninformasi tersebut untuk membuat keputusan-keputusan. Dengankata lain, keputusan pendidikan dibuat berdasarkan hasil analisisdan interpretasi atas informasi yang terkumpul. Informasiyangdikumpulkan dapat dalam bentuk angka melalui tes, dan ataudeskripsi verbal (melalui observasi.
b. Menurut Groulundpenilaian adalah suatu proses yang sistematisdari pengumpulan, analisis, interpretasi informasi/data untukmenentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.Sedangkan Hopkins dan Antes berpendapat bahwa penilaian adalahpemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan informasiyang meliputi guru, siswa, program pendidikan, dan ketepatankeputusan tentang gambaran siswa serta efektivitas program.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakanserangkaian kegiatan untuk memperoleh informasi tentang berhasiltidaknya suatu proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secaraterus-menerus, sehingga dapat diambil keputusan sesuai dengantolak ukur yang berlaku.
3. Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, edangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Dalam proses penilaian, dilakukan perbandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan kebijakan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang dipegang tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan.
Dari aspek pelaksanaan, Evaluasi adalah keseluruhan kegiatan pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.
Jadi dengan kata lain Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.
4. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing2:
• Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
• Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
• Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
C. Penilaian Pendidikan
1. Pengertian penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian Pendidiakan menurut PP Nomor 19 2005 Bab XI dibagi menjadi lima bagian, yaitu :

1. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi;
2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
3. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
4. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah; dan
5. Kelulusan.

Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Sedangkan, penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan tinggi terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semster, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
3. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
4. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ;
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4. Lulus ujian nasional.


2. Tujuan atau fungsi Penilaian

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang tepat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri. Selain itu tujuan-tujuan lainnya ialah :
a. Sebagai penggerak / motivasi
Ujian juga memainkan peranan sebagai penggerak bagi murid-murid. Dengan adanya ujian, murid-murid cenderung untuk memberi perhatian kapada pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sebahagian besar murid akan hanya mula mengulang kaji bahan-bahan pelajaran lampau apabila diberitahu akan diadakan ujian. Begitu juga keadaan murid-murid di kelas yang akan menempuh peperiksaan mendesak mereka belajarbersungguh-sungguh untuk lulus peperiksaan. Pengujian yang berdasarkan objektif-objektif pendidikan dapat memaksa guru dan murid berusaha mencapai terhadap objektif-objektif itu.

b. Sebagai alat mencari punca kelemahan
Pengujian diagnostik dapat mengesan punca kelemahan murid dalam pembelajaran. Maklumat pengujian ini membolehkan guru menyediakan program pemulihan.
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid supaya tindakan susulan yang sesuai dapat dijalankan untuk membantu mereka mengatasi kelemahan yang telah dikenal pasti. Dan seterusnya untuk memperbaiki pembelajaran murid dengan mengubahsuai aktiviti pengajaran dan pembelajaran berasaskan maklumat yang deperolehi dari PKBS.


c. Bagi mendapatkan maklumbalas (feedback)
Meninjau setakat mana objektif pelajaran telah dicapai oleh murid. Menentukan kemajuan dan pencapaian murid dalam pembelajaran.Memahami daya penyerapan murid dalam pembelajaran. Memberi penjelasan kepada guru sama ada pengajarannya berkesan atau tidak. Memberi gambaran kepada guru supaya mengambil tindakan untuk memperbaiki pengajaran selanjutnya.

d. Menilai prestasi / pencapaian / kemajuan murid-murid.
Proses penilaian dan pengujian yang dijalankan pada peringkat akhir sesi pengajaran dan pembelajaran dapat memberikan maklumat tentang setakat mana penguasaan murid-murid tentang sesuatu kemahiran yang telah diajar. Selain penilaian yang dijalankan pada akhir sesi pengajaran dan pembelajaran, proses penilaian yang dijalankan pada akhir sesuatu tempoh pengajian yang ditetapkan, misalnya pada akhir tahun sesi. Hasil penilaian yang dijalankan akan memperlihatkan pencapaian pelajar mengikut gred yang telah ditetapkan sama ada cemerlang, sederhana atau gagal. Guru akan dapat membezakan murid-murid yang cemerlang, sederhana dan lemah berdasarkan keseluruhan prestasi pencapaian yang ditunjukkan dalam peperiksaan yang diduduki.
e. Untuk mengenalpasti pengetahuan pembelajaran lampau pelajar-pelajar
Penilaian dan pengujian penting bermula sebelum memulakan pengajaran dan pembelajaran. Sebelum guru memulakan pengajarannya dalam bilik darjah, perlu baginya mengadakan penilaian dan menguji murid-muridnya bagi meninjau sejauh manakah murid-muridnya telah menguasai sesuatu kemahiran atau ingin mendapatkan aspek-aspek yang akan dipelajari. Misalnya, seseorang guru Bahasa Melayu yang akan mengajar kepada penutur bukan asli bahasa Melayu, guru perlu mengetahui aspek kemahiran manakah yang telah dikuasai oleh pelajar dari aspek tatabahasa, perbendaharaan kata dan sebagainya. Maklumat ini penting bagi guru membuat keputusan dalam menentukan peringkat yang bersesuaian untuk memulakan pengajaran.
f. Bagi pensijilan atau pengkelasan
Murid-murid di peringkat PSR, PMB dan peringkat ‘O’ akan menerima sijil-sijil yang berkenaan setelah lulus peperiksaan-peperiksaan tersebut. Dalam situasi sekolah, adalah jelas satu lagi peranan pengujian ialah untuk pensijilan.Gred-gred pada sijil-sijil tersebut bergantung kepada pencapaian murid-murid dalam peperiksaan tersebut.
Selain daripada sekolah, ujian-ujian yang dijalankan dimaktab, politeknik dan universiti juga memainkan peranan pensijilan. Para pelajar serta siswa-siswi akan dianugerahkan diploma atau ijazah kerana telah lulus ujian-ujian tertentu. Diploma dan ijazah juga merupakan satu bentuk sijil yang diberi sijil kepada mereka yang berjaya dalam peperiksaan mengikut prestasinya.
g. Bagi membuat ramalan
Untuk meramalkan kejayaan murid pada masa akan dating atau sebagai alat prediksi. Penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.Ujian seperti ini biasanya dijalankan oleh pihak berkuasa semasa memilih calon-calon bagi sesuatu kursus atau latihan atau ujian yang bertujuan membuat ramalan seperti Ujian Kelayakan Latihan Perguruan, ujian yang dijalankan oleh pihak politeknik setempat, ujian kelayakan yang dijalankan oleh Jabatan Penerbangan Awam untuk memilih para jurutera (penerbangan) pelatih, ujian yang dijalankan oleh Angkatan Tentera semasa memilih para pelatih juruteknik dan sebagainya.
h. Bagi membuat klasifikasi
Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membezakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Kerana itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment. Oleh itu guru boleh menggunakan kriteria kebolehan untuk membahagikan murid-murid mengikut prestasi masing-masing.
i. Pemilihan
Keputusan penilaian sering digunakan sebagai asas dan panduan untuk memilih murid-murid ke jurusan-jurusan pendidikan yang sesuai dan sebagai asas untuk murid memilih pekerjaan kelak mengikut jurusan pendidikan yang telah dipilihnya atau mengikut kepandaiannya.Juga sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu
j. Penyelidikan
Dalam satu-satu penyelidikan, maklumat diperlukan daripada berbagai-bagai sumber. Dalam penyelidikan yang berkaitan dengan pendidikan, maklumat dapat diperoleh dari ujian, pemerhatian, penggunaan soal selidik, biografi dan sebagainya. Keputusan pelbagai jenis ujian seperti ujian tara, ujian kepantasan, ujian daya dan ujian perlakuan sentiasa digunakan oleh para penyelidik dalam menjalankan kajian-kajian mereka.

D. Tujuan dan fungsi Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.

2. Fungsi Evaluasi
Fungsi Evaluasi PendidikanBagi pendidik, secara didaktik evaluasipendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu :
b. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.Di sini, evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (= mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya. Jadi, di sini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik.
c. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.

Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti, pada kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain, evaluasi pendidikan berfungsi menempatkan peserta didik menurut kelompoknya masing-masing, misalnya kelompok atas (= cerdas), kelompok tengah (= rata-rata), dan kelompok bawah (= lemah). Jadi, di sini evaluasi memiliki fungsi placement.
d. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas, dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah tidak, dapat diberikan bea siswa, ataukah tidak dan sebagainya. Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif.
e. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada para peserta didik, misalnya tentang bagaimana cara belajar yang baik, cara mengatur waktu belajar, cara membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Dalam keadaan seperti ini, evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan.
f. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.Di sini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu :
a. Memberikan Laporan
Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.
b. Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan : apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya.
c. Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya, akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya Bahasa Arab, matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Ilmu Pengetahuan Sosial misalnya, hasil belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni (NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.

E. Subjek-subjek sasaran Evaluasi
1. Objek Evaluasi
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dati tiga segi yaitu segi input; transformasi; dan output.
a. Input
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak lain adalah calon siswa. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:

b. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program pendidikan suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sepadan atau memadai, sehingga nantinya peserta didik tidak akan mengalami hambatan atau kesulitan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut Attitude Test
c. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan, sebab baik-buruknya kepribadian secara psikologis akan dapat mempengaruhi mereka dalam mengikuti program pendidikan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut Personality Test.
d. Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.

e. Inteligensi
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.
f. Transformasi
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah bahan mentah menjadi barang jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi factor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan ; karena itu objek-objek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai/dievaluasi secara berkesinambungan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan antara lain :
1. Kurikulum/materi pelajaran,
2. Metode pengajaran dan cara penilaian,
3. Sarana pendidikan/media pendidikan,
4. System administrasi,
5. Guru dan personal lainya dalam proses pendidikan.
g. Output
Sasaran evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut Achievement Test.
2. Subjek atau sasaran Evaluasi
Subjek/pelaku evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.
Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
F. Prinsip dan alat evaluasi
1. Prinsip Evaluasi
a. Komprehensif.
Bahwa evaluasi program supervisipendidikan harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menye¬luruh, baik aspek personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya dituju¬kan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.
b. Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksa¬nakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
c. Kontinyu.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pelaksanaan program. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivi¬tas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
d. Obyektif.
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus menilai sesuai dengan kenya¬taan yang ada. Katakanlah yang hijau itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila seorang guru itu sukses dalam menga¬jar, maka katakanlah bahwa guru ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
e. Berdasarkan Kriteria yang Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendi¬dikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi pendidikan. Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.

f. Fungsional.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya ¬hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
g. Diagnostik.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendak¬nya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehing-ga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
2. Alat Evaluasi
Alat Evaluasi Pendidikan non TesTeknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan te. Tehnik peniaian ini umunya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Penggolongan tehnik nontes
a. Observasi (pengamatan)Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
• Observasi Partisipatif dan nonpartisipatif
• Observasi sistematis dan Nonsistematis
• Observasi eksperimental
b. Wawancara (interview)Ada 2 jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi. Yaitu:
• Wawancara terpimpin
• Wawancara tidak terpimpin
c. Angket (Questionave)Ditinjau dari stukturnya angket dapat dibagi menjadi 2 macam:
• Angket berstuktur
• Angket tidak berstruktur
d. Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis)